createmyindependence.com – Pada awal Februari 2025, Filipina secara resmi mengumumkan keadaan darurat ketahanan pangan akibat lonjakan harga beras yang tak terkendali. Langkah ini diambil untuk mengendalikan kenaikan harga yang semakin membebani masyarakat di tengah tekanan ekonomi dan ketergantungan pada impor.
Departemen Pertanian Filipina (DA) mencatat bahwa harga beras di tingkat konsumen meningkat sekitar 20% sepanjang tahun lalu. Meskipun harga beras global cenderung menurun dan pemerintah telah mengurangi tarif impor beras tahun sebelumnya, harga di pasar domestik Filipina tetap tinggi. Hal ini mendorong pemerintah untuk menetapkan status darurat ketahanan pangan guna menekan harga dan memastikan ketersediaan beras bagi masyarakat.
Krisis ini menjadi peringatan bagi negara-negara lain di kawasan, termasuk Indonesia, untuk tetap waspada terhadap potensi krisis pangan. Kementerian Pertanian Indonesia menyatakan bahwa ketahanan pangan nasional saat ini dalam kondisi terjaga. Produksi beras pada awal tahun 2025 diproyeksikan meningkat signifikan, dengan potensi produksi mencapai 8,67 juta ton pada periode Januari–Maret 2025, naik 52,32% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Selain itu, harga rata-rata beras di penggilingan pada Januari 2025 tercatat sebesar Rp12.796 per kilogram, menunjukkan penurunan 4,30% dibandingkan Januari 2024. Stabilitas harga ini diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat dan mencegah terjadinya krisis serupa di Indonesia.
Pemerintah Indonesia telah menyiapkan berbagai program strategis untuk mengantisipasi potensi krisis pangan, termasuk peningkatan produksi domestik dan diversifikasi sumber pangan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan nasional dan melindungi masyarakat dari gejolak harga komoditas pangan di pasar internasional.
Situasi di Filipina menjadi pengingat pentingnya menjaga ketahanan pangan melalui upaya peningkatan produksi, pengelolaan stok yang baik, dan kebijakan impor yang tepat. Kerja sama regional dan internasional juga diperlukan untuk menghadapi tantangan ketahanan pangan di masa mendatang.